Home » » Cita-cita Baru

Cita-cita Baru

Penulis : Unknown on Sabtu, 22 Juni 2013 | 6/22/2013 10:58:00 PM

Hmmm... Entah apa yang gue rasain. Gara-gara Raditya Dika, gue jadi terserang virus cinta menulis. Dia emang inspiratif banget. Kata-katanya, tingkah lakunya, bahkan gaya berjalannya sekalipun, bisa membuat gue ketawa. Dia emang gila banget. Gilanya melebihi orang2 gila yang sesungguhnya. Kalau gue menyamakan Radith dengan orang gila tergila di Indonesia, mungkin gue akan ingat dengan aktor Deddy Corbuzier. Ups, Deddy Corbuzier bukan aktor, tapi penyanyi. Penyanyi yang punya lirik itu-itu doang. Kalo ga salah liriknya begini, "tatap mata saya!".

Balik lagi ke soal cita-cita. Menurut gue, cita-cita itu sesuatu yang bisa berubah-ubah. Seperti musim. Kadang hujan, kadang panas, kadang hujaaaan, kadang panaaas...
Nah, ngomongin soal cita-cita,sebenernya cita-cita yang udah sempat nempel di pikiranku tuh banyak banget. Mungkin kalo dihitung pake jari, 10 jari cukup lah. Dulu waktu gue masih kecil, gue sempet kepingin jadi Pilot. Tiap hari kalau ada pesawat lewat, gue selalu teriak, "paaaak, njaluk duwite!" (paaaak, minta uangnya!). Benar-benar pembodohan. Pakde saya bilang, kalau pesawat itu bisa jatohin duit kalau pesawatnya denger. Padahal nggak banget kaaan?
Setelah sempet kepingin jadi Pilot, cita-citaku berubah. Sewaktu masuk MAN (setingkat SMA), gue kepingin jadi ahli Perbankan Syariah. Cita-cita ini berlanjut hingga gue lulus MAN. Sampai akhirnya, gue ngelanjutin kuliah di Jogja di kampus favorit semua mahasiswa (yang tidak lolos PMDK/SPMB). Kampus gue namanya STEI-Yo. Namanya asing. Asing banget. Kalau bukan kernet bis mungkin ga bakalan tau itu kampus apaan. Maklum, kampusnya tu seperti sisa makanan yang nempel di gigi. Kecil banget!
Alhamdulillah, dari kampus tersebut gelar Sarjana Ekonomi Islam berhasil gue raih.
Lulus kuliah, enaknya kemana ya? Nah, karena cita-cita menjadi ahli perbankan syariah masih menempel di kepala hingga gue lulus kuliah, barulah gue mulai lamar sana lamar sini. Waktu itu gue ngelamar di BMT (sejenis koperasi syariah). Alhamdulillah-nya, lamaran gue diterima. Mulailah gue kerja di situ dengan gaji yang gue sendiri cuma bisa menikmati gaji tersebut dalam waktu 2 minggu. Selebihnya, gue minta ortu.

10 bulan gue kerja di situ, gue ngerasa butuh tantangan baru. Kali ini, cita-cita gue buat jadi ahli perbankan syariah sudah hilang. Gue pengen move on! Akhirnya gue cari kerjaan dan alhamdulillah keterima di sebuah perusahaan logistik/pengiriman barang yang ada di Semarang. Di sini gajinya lumayan bro. Kalau duitnya ditata sedemikian rupa, tuh duit bisa dipake buat bantal! Bantalnya kambing.
Seperti tantangan baru yang gue pengen, di situ gue dapetin banyak tantangan baru. Mulai berbenturan dengan banyak masalah yang gue sendiri sempat merasa belum memenuhi kapasitas untuk menanganinya. Tapi apapun itu, gue selalu berusaha buat lakuin yang terbaik.
2 tahun 3 bulan gue kerja di situ, gue merasa bosan. Gue bosan dengan aturan-aturan, pembagian job yang ga jelas, dan hubungan keharmonisan antar karyawan yang kurang bagus. Akhirnya gue memutuskan buat gantung sepatu dari tempat kerjaan gue tersebut.

Keluar dari kerjaan, gue dipaksa sama otak gue untuk berfikir. Mau ngapain setelah keluar dari sana? Hmm.. Gue pergi Jogja aja. 6 hari berlibur di Jogja, gue ngerasa pikiran gue fresh kembali. Kalo dianalogikan, pikiran gue tu seperti gudeg (sayur nangka) yang udah mau basi tapi dipanasin kembali (*pijat2 pundak karena pegal).
Pulang dari Jogja, gue memutuskan untuk membuka usaha. Usaha apa juga gue masih bingung. Tapi sewaktu gue di Jogja, gue keinget dengan teman gue yang lagi usaha jualan kaos oblong. Ya udah, karena itu ide yang menurutku bisa dicontoh, gue ikutan aja berbisnis kaos oblong. Bisnis kaos oblong ternyata susah. Susah apa karena emang gue yang ga bisa berbisnis ya? ahh.. bulshit dah. Mungkin karena emang belum rezeki ajaaa...

Belum genap 1 bulan gue buka usaha, PINBUK Jogja ngabarin kalo gue diminta untuk berangkat ke Banyuasin yang terletak di Sumatera Selatan. Memang sih, beberapa waktu yang lalu gue emang pernah masukin lamaran buat jadi pendamping atau lebih kerennya konsultan untuk masyarakat transmigrasi.
Menjadi pendamping sesungguhnya bukanlah cita-cita gue, tapi lebih ke penggalian potensi diri. Dan saat ini, saat saya menulis tulisan ini, saya sedang berada di Banyuasin. Tepatnya di Desa Muliasari Kecamatan Tanjung Lago.

Kegiatan menjadi pendamping banyak banget. Ada dua lembaga yang gue dampingi. Dua lembaga tersebut adalah RMP (Rice Miling Plant) atau pabrik penggilingan padi, kemudian PPOGTS (Pabrik Pupuk Organik Granular Telangsari). Di sini, gue dituntut untuk bisa membuat dua lembaga tersebut berjalan dengan bagus karena memang sebelumnya lembaga ini kurang bagus berjalannya.
Pusing, meriang, malas, sering banget dateng. Hingga pada suatu ketika, gue coba buka youtube. Gue berharap ada kebahagiaan yang bisa gue dapetin dari youtube. Alhamdulillah, gue nemuin video stand up commedy! Gue buka satu persatu, gue donlot tuh video, dan akhirnya gue seperti mendapat kebahagiaan.
Salah satu komedian favorit di stand up commedy adalah Raditya Dika. Gue suka dengan gayanya, cara berbicaranya, cara berpakaiaannya, gerak-geriknya, pokoknya gue suka banget laah!
Nah, inilah cita-cita baru gue. Menjadi orang yang bisa membuat orang lain bahagia dan tertawa dan lupa sejenak dengan permasalahan-permasalahan sehari-hari. :)
 
Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger