Home » » TAFSIR AYAT KONSUMSI (BAG 3)

TAFSIR AYAT KONSUMSI (BAG 3)

Penulis : Unknown on Jumat, 08 Maret 2013 | 3/08/2013 10:05:00 PM



 Oleh : Dhony Arifil Huda


B. Nilai-nilai Yang Terkandung
Dari ayat-ayat di atas, terdapat beberapa nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai ini diharapkan menjadi pelajaran bagi umat Islam secara keseluruhan serta agar dapat dipatuhi dan ditaati setiap kali hendak melakukan kegiatan konsumsi.
Nilai-nilai yang terkandung antara lain:
1.      QS. Al-Nahl [16]: 114
a.       Mengkonsumsi yang halal dan baik
b.      Bersyukur atas nikmat Allah
c.       Ketauhidan
2.      QS. Al-A’raf [7]: 31-32
a.       Allah cinta keindahan
b.      Tidak berlebih-lebihan atau melampaui batas
c.       Keimanan

3.      QS. Al-Isra’[17]: 26-29
a.       Perintah memberikan harta kepada keluarga (baik yang dekat maupun yang jauh), orang miskin, serta orang yang dalam perjalanan.
b.      Tidak boleh boros
c.       Akhlak (berkata yang bijak)
d.      Tidak boleh pelit
4.      QS. Al-Mulk [67]: 15
a.       Bekerja untuk mendapatkan rizki
b.      Makan dari sebagian rizki-Nya
c.       Pertanggungjawaban kepada Allah SWT
5.      QS. Al-Baqarah [2]: 168
a.       Mengkonsumsi yang halal dan baik
b.      Tidak mengikuti langkah-langkah setan
C. Wacana Model Penafsiran
Pada studi ini, sumber pokok yang digunakan adalah dua kitab Tafsir Al-Qur’an (terjemah). Kedua kitab tersebut adalah Tafsir al-Misbah (karangan M. Quraisy Shihab) dan Tafsir al-Maraghi (karangan Mustofa al-Maraghi).
Dari dua kitab tersebut, jika dilihat dari model penafsiran, tentunya terdapat perbedaan meskipun dari keduanya sama-sama kitab tafsir. Perbedaan pada pola penafsiran disebabkan karena pengaruh perbedaan cara berpikir kedua mufassir. Selain itu karena pengaruh geografis (tempat dimana mufassir itu tinggal), sehingga perbedaan model penafsiran pun tidak dapat dihindarkan.
Berikut ini adalah model penafsiran kedua ahli tafsir (M. Quraisy Shihab dan Mustofa al-Maraghi):
1.      Tafsir M. Quraisy Shihab
Tafsir al-Misbah, pada saat ini merupakan tafsir paling populer di Indonesia selain Tafsir Hamka, dsb. Tafsir ini dikarang dengan metode penafsiran yang begitu kompleks jika dilihat dari kacamata mufassir pada umumnya.
Pada awal tafsirnya, M. Quraisy Shihab menyertakan pesan-pesan kepada pembaca yang bertujuan sebagai pengantar ke inti tafsir. Pesan-pesan-pesan tersebut biasanya diambil dari sejarah-sejarah pada masa lampau yang dikolaborasikan dengan kenyataan di era sekarang.
Setelah itu, penafsiran diawali dengan dijelaskannya kata kunci-kata kunci yang menjadi pokok pembahasan. Kata kunci tersebut diartikan sehingga sesuai dengan maksud ayat.
Selanjutnya disertakan pula ayat-ayat lain dan hadits-hadits yang dipergunakan untuk memperkuat penafsiran.
2.      Tafsir Mustofa al-Maraghi
Pada dasarnya setiap penafsir memiliki cara penafsiran yang hampir sama satu sama lain. Namun tidak semuanya sama, karena setiap penafsir mempunyai pola berfikir yang berbeda-beda sehingga mereka mungkin akan menciptakan pola baru dalam penafsiran al-Qur’an.
Dalam tafsir al-Maraghi, metode penafsiran yang digunakan cukup simpel. Hal ini terlihat dari cara Mustofa al-Maraghi yang menafsirkan berdasarkan kalimat per kalimat dalam ayat-ayat, sehingga para pembaca akan langsung diajak untuk memahami secara singkat dan cepat maksud ayat yang ingin dipahaminya. Selain itu, beliau juga memberi artian pada kosa kata (mufrodat) yang tergolong sulit. Tujuannya agar para pembaca dapat dengan mudah mengerti arti dari kosa kata yang ‘jarang keluar’ tersebut. Selanjutnya penafsiran dari beliau diperkuat lagi dengan adanya ayat-ayat lain yang berkaitan, hadits-hadits, sejarah maupun riwayat masa lampau, dan sebagainya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger